Kementan Genjot Hilirisasi Domba-Kambing, Bidik Potensi Ekonomi Rp 1 Triliun dari DAM Haji

Tangsel, Potensinasional.id– Sektor peternakan domba dan kambing nasional tengah bergeliat. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) yang digelar Senin (13/5), Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan pentingnya hilirisasi sebagai strategi utama untuk mendorong kesejahteraan peternak dan memperkuat daya saing industri.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, dalam sambutannya yang mewakili Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, menyampaikan bahwa populasi kambing dan domba Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 15,8 juta dan 9,2 juta ekor. Namun, tingginya populasi belum sepenuhnya menguntungkan peternak karena masih dominannya aktivitas di sektor hulu.

Hilirisasi Jadi Mandat Presiden

“Arahan Presiden soal hilirisasi harus diterjemahkan dalam aksi nyata oleh HPDKI. Peternak tidak boleh hanya fokus di hulu, harus ada nilai tambah,” ujar Agung. Ia juga menyinggung keputusan Kementan yang telah menghentikan impor karkas dan daging domba-kambing sejak November lalu, sebagai bentuk perlindungan terhadap peternak lokal.

Kementan juga menyoroti besarnya potensi pasar ibadah umat Muslim seperti kurban, aqiqah, dan DAM (denda ibadah haji). Menjelang Idul Adha tahun ini, kebutuhan hewan kurban diprediksi mencapai 2,07 juta ekor. Indonesia sendiri memiliki surplus lebih dari 1,1 juta ekor, termasuk 2,3 juta domba dan kambing siap kurban.

Potensi Rp 1 Triliun dari DAM Haji

Yang paling menjanjikan, menurut Agung, adalah peluang ekonomi dari pemotongan hewan DAM haji. Selama ini, pemotongan dilakukan di Arab Saudi dengan nilai transaksi hampir Rp 1 triliun per tahun. “Kalau pemotongan DAM dilakukan di dalam negeri, dampaknya luar biasa bagi ekonomi peternak kita,” tegasnya.

Mendukung hal ini, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, menyatakan pihaknya tengah mengkaji kemungkinan pelaksanaan pemotongan DAM di Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek syariah. “Ini peluang besar yang tidak boleh kita abaikan,” kata Hilman.

HPDKI Siap Majukan Peternak Lokal

Ketua HPDKI, Yudi Guntara, menyambut baik langkah Kementan dan menyebut potensi pasar dari kegiatan keagamaan masih belum tergarap optimal. “Padahal, ini captive market yang sangat besar. Bahkan penyaluran KUR di sektor ini telah mencapai Rp 2 triliun,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Kementan mendorong kementerian/lembaga dan organisasi keagamaan untuk segera menerbitkan fatwa yang mendukung pelaksanaan pemotongan kurban dan DAM di dalam negeri. Negara-negara seperti Turki, Mesir, dan Malaysia disebut sebagai contoh sukses dalam memberdayakan peternak lokal lewat strategi serupa.

“Ini bukan hanya soal pangan, tapi juga soal ibadah. Kita harus maksimalkan peran spiritual dan ekonomi dari sektor domba-kambing,” pungkas Agung.

Rakernas HPDKI 2026 Digelar di Pringsewu

Dalam momentum Rakernas ini, kabar gembira datang dari HPDKI Pringsewu. Wilayah tersebut resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Rakernas HPDKI Tahun 2026. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh H. Sutikno dari HPDKI Pringsewu. Penunjukan ini menjadi kehormatan sekaligus tantangan besar bagi peternak kambing Lampung untuk unjuk gigi di tingkat nasional. (Bp)