Pringsewu, Potensinasional.id – Gadingrejo berpotensi menjadi lumbung ekonomi baru di Kabupaten Pringsewu berkat pengembangan budidaya unggas yang digagas oleh Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Pringsewu. Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen Muhammadiyah dan akademisi, sebagai upaya memberdayakan masyarakat melalui sektor peternakan.
Langkah konkret dimulai dengan survei lahan yang dilakukan oleh Tim Jatam Pringsewu pada Selasa, 29 Juli 2025. Tim yang dipimpin oleh Dokter Hewan Purnama Edi bersama Ketua Jatam Pringsewu, Busroni, meninjau kediaman Iswahyudi, Ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gadingrejo. Kegiatan ini turut didampingi oleh pengurus Jatam Gadingrejo, Agus Pundoko.
Sebelumnya, pada Kamis, 24 Juli 2025, survei serupa juga dilakukan di kediaman Imron, pengurus Ranting Muhammadiyah Gadingrejo. Kedua titik ini direncanakan sebagai lokasi awal pengembangan peternakan unggas.
“Survei ini bertujuan memberikan edukasi langsung kepada calon peternak, mulai dari tata letak kandang, orientasi arah kandang, hingga kecocokan lahan untuk budidaya bebek peking atau ayam KUB unggul,” jelas drh. Purnama Edi. Menurutnya, desain kandang yang baik sangat memengaruhi produktivitas dan kesehatan unggas.
Ketua Majelis Ekonomi PCM Gadingrejo, Iswahyudi, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap seluruh pengurus, anggota, dan simpatisan Muhammadiyah di Gadingrejo dapat berpartisipasi. “Kami ingin menjadikan program ini sebagai model percontohan yang bisa direplikasi secara luas demi kemandirian ekonomi umat,” ujarnya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Jatam Muhammadiyah Pringsewu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Wilayah Lampung, serta Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Kerja sama lintas lembaga ini memperkuat komitmen dalam mewujudkan pemberdayaan ekonomi berbasis peternakan yang berkelanjutan.
Ketua Jatam Pringsewu, Busroni, juga menegaskan komitmen pendampingan penuh dari hulu ke hilir. “Kami siap mendampingi para peternak, mulai dari tahap sosialisasi, survei, pembangunan kandang, distribusi DOD (Day Old Duck), hingga masa panen,” ujarnya.
Ia menambahkan, Jatam Muhammadiyah tidak hanya memberi bantuan awal, tetapi juga memastikan kesinambungan usaha agar peternak memiliki bekal dan dukungan yang kuat untuk sukses.
Lebih dari sekadar upaya ekonomi, Busroni berharap program ini juga menjadi bagian dari dakwah Muhammadiyah dalam memperjuangkan kesejahteraan umat. “Kita ingin menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya hadir di masjid, tapi juga di tengah masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan membangun kemandirian,” tutupnya. (Budi Prayitno)