Pringsewu, Potensinasional — Warga Pekon Fajar Agung Barat mulai merasa gerah dengan kondisi lingkungan yang kian memprihatinkan. Beberapa warga melaporkan adanya indikasi penyalahgunaan wewenang oleh aparat pekon terkait penggunaan dana desa dan dana Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), serta stagnasi pembangunan selama lebih dari dua tahun.
Salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya terkait dugaan keterlibatan aparat pekon dalam perjudian. “Kepala pekon bahkan dikabarkan sudah menjual beberapa bidang tanah untuk menutupi utangnya, namun hingga kini belum mencukupi,” ujar warga tersebut.
Selain itu, warga juga menyoroti beberapa masalah serius, seperti gedung serbaguna (GSG) yang mangkrak dan tidak kunjung selesai. “GSG itu seharusnya sudah bisa digunakan, tapi sampai sekarang dibiarkan terbengkalai,” kata warga lainnya.
Dana desa dan Bumdes juga menjadi sorotan karena penggunaannya tidak jelas. “Tidak ada transparansi terkait anggaran, dan pembangunan di pekon ini sudah berhenti total selama dua tahun,” tambah warga.
Masalah lain yang turut dikeluhkan adalah lahan kuburan dan tempat pembuangan sampah (TPS) yang terbengkalai. “Tanah untuk kuburan sudah lama tidak diurus, dan TPS yang dijanjikan pun tidak ada tindak lanjutnya,” ungkap salah satu warga.
Hingga berita ini diturunkan, kepala pekon dan sekretaris desa Pekon Fajar Agung Barat belum memberikan tanggapan terkait berbagai laporan dan keluhan dari warga. Masyarakat berharap agar aparat terkait segera turun tangan dan menyelesaikan permasalahan yang ada demi kemajuan dan pemerataan pembangunan di pekon tersebut.(red)