Anggota DPRD Way Kanan Fraksi NasDem Lantang: Jalan Rusak Jangan Jadi Warisan Bupati

WAY KANAN, Potensinasional.id – Isu infrastruktur jalan kembali memanas di Kabupaten Way Kanan. Sorotan tajam kali ini datang dari anggota DPRD Way Kanan, Firnando, politisi muda dari Fraksi NasDem. Dalam Rapat Paripurna DPRD terkait Penyampaian Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025, Rabu (2/7/2025), Firnando menyuarakan keprihatinan mendalam atas kondisi jalan yang memprihatinkan.

Rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Rial Kalbadi itu dihadiri langsung Bupati Ayu Asalasiyah. Dalam kesempatan itu, Firnando menegaskan pentingnya perhatian serius pada perbaikan jalan. “Kita semua tahu anggaran kita minim, bahkan sangat kurang. Tapi walau sedikit, pasti ada, jadi kita utamakan dulu jalan itu, minimal untuk perawatan,” ujarnya lantang.

Firnando menekankan bahwa kerusakan jalan bukan sekadar keluhan, melainkan potensi bencana sosial. Ia menyoroti maraknya kendaraan dengan muatan melebihi tonase yang mempercepat kerusakan jalan. “Saya sarankan agar Pemkab segera menyusun Perda soal tonase atau setidaknya menerbitkan surat edaran. Jangan hanya mengandalkan regulasi dari provinsi. Kalau tidak segera diatur, jalan yang masih baik akan ikut rusak, dan ini bisa berujung pada korban jiwa, terutama anak-anak dan ibu-ibu. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi menyangkut keselamatan!” tegasnya saat dikonfirmasi via telepon, Sabtu (5/7/2025).

Tak hanya itu, politisi Dapil V ini juga menyoroti ketimpangan distribusi anggaran antar kecamatan. “Kalau memang cuma ada 50 miliar, ya dibagi rata. Jangan sampai menumpuk di satu dua kecamatan saja. Fokuskan dulu ke jalan, kebutuhan lainnya bisa menyusul. Walaupun tidak bisa dibangun beton atau hotmix, perawatan harus tetap dilakukan. Kalau jalan rusak dibiarkan, nanti bupati yang disalahkan. Kami hanya menyampaikan aspirasi rakyat, apa adanya,” jelasnya.

Firnando juga mengingatkan pentingnya bupati terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil. “Saya sarankan Bupati turun langsung ke kecamatan-kecamatan. Misalnya bulan ini ke Rebang Tangkas, bulan depan ke Bahuga, lalu ke daerah lainnya. Jangan hanya mengandalkan laporan di atas meja. Kita butuh perhatian nyata, bukan sekadar data. Saya malu mendengar kabupaten kita dijuluki Daerah Sejuta Lubang,” keluhnya.

Di akhir pernyataannya, Firnando mengingatkan Bupati Ayu Asalasiyah untuk menjaga kepercayaan rakyat. “Mumpung bupati kita masih suci, belum ternoda, mari kita kawal bersama. Tapi kalau rakyat sampai kecewa, luka itu akan sulit dihapus,” pungkasnya.

Pernyataan Firnando ini menjadi alarm bagi semua pihak. Jalan adalah urat nadi pembangunan. Jika urat nadi terputus, maka denyut harapan rakyat pun akan ikut terhenti.

(Tim/Supriadi)