Kasus Stunting Kembali Jadi Sorotan di Pesawaran, Balita 2,6 Tahun Alami Kurang Gizi

Pesawaran, Potensinasional.id – Kasus stunting kembali menjadi sorotan publik di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Seorang balita bernama Muhammad Aepudin bin Sukriyah (usia 2,6 tahun), warga salah satu pekon di Kecamatan Gedong Tataan, dilaporkan mengalami kondisi kurang gizi yang mengarah pada stunting.

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, mengingat pemerintah pusat setiap tahun menggelontorkan anggaran dana desa dalam jumlah besar, termasuk untuk sektor kesehatan. Namun faktanya, masih ada balita yang kekurangan gizi di daerah.

“Sudah berulang kali saya bawa anak ke posyandu, tapi pertumbuhan badannya tidak kunjung normal. Kami sangat berharap ada perhatian lebih dari pemerintah desa maupun dinas kesehatan,” ujar Sukriyah, orang tua Muhammad, Minggu (14/9/2025).

Diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang terjadi sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya bukan hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otak anak.

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka dua digit, termasuk di Provinsi Lampung. Padahal, pemerintah menargetkan angka stunting turun hingga 14 persen pada tahun 2024.

Masyarakat pun mempertanyakan efektivitas penggunaan anggaran dana desa yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk program gizi, penyuluhan kesehatan ibu hamil, serta pemenuhan kebutuhan pangan bergizi bagi balita.

“Kami meminta pemerintah desa lebih transparan dalam penggunaan dana desa. Jangan sampai program stunting hanya jadi laporan di atas kertas, sementara di lapangan balita masih kekurangan gizi,” kata salah satu tokoh masyarakat.

Kasus yang menimpa Muhammad Aepudin menjadi pengingat pentingnya sinergi antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam memastikan anggaran kesehatan benar-benar menyentuh kelompok rentan, terutama balita.(red)