Pringsewu, Potensinasional.id — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pringsewu kembali menggelar Pengajian Ahad Pagi, Ahad (3/8/2025), sebagai agenda rutin dalam rangka memperkuat pemahaman Islam berkemajuan dan semangat kolektivitas di kalangan warga Muhammadiyah.
Kegiatan yang digelar di kompleks Kantor PDM Pringsewu ini menghadirkan Ustaz Dr. H. Hasbullah, M.Pd.I., seorang akademisi dan mubaligh terkemuka di lingkungan Muhammadiyah. Kehadiran beliau menjadi magnet tersendiri bagi peserta yang hadir, sekaligus mempertegas pentingnya dakwah yang modern dan dinamis.
Ketua PDM Pringsewu, H. Giarto, M.Pd.I., dalam sambutannya menekankan urgensi kehadiran di majelis ilmu. Ia menyampaikan bahwa menuntut ilmu merupakan jalan yang akan dimudahkan oleh Allah SWT menuju surga. Bahkan, jarak tempuh yang jauh untuk menghadiri pengajian disebutnya sebagai ladang pahala yang berlipat ganda.
“Warga Muhammadiyah harus tetap semangat menuntut ilmu, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga demi kemajuan dakwah kita bersama,” ujar H. Giarto.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya membentuk jamaah dakwah sebagai kekuatan kolektif gerakan Muhammadiyah. Dalam pandangannya, setiap individu memiliki peran, sekecil apa pun, dalam memajukan dakwah.
“Jika tidak bisa mengajar, jadilah pendengar yang baik. Jika tidak bisa hadir, setidaknya jangan menjadi penghalang dakwah berkembang,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, H. Giarto juga menyampaikan kabar penting terkait pengelolaan aset organisasi. Ia menginformasikan bahwa pada 23 Juli 2025 lalu, PDM Pringsewu telah menggelar pleno dan menjalin kerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Kerja sama ini mencakup pengurusan sertifikat tanah wakaf, jual beli, serta legalitas aset lainnya milik Muhammadiyah.
Langkah ini, menurutnya, sangat krusial mengingat banyaknya aset Muhammadiyah yang belum tertib secara administratif dan berpotensi disalahgunakan jika tidak segera diurus.
“Aset-aset organisasi harus kita jaga dan tertibkan. Jika dibiarkan, bisa saja hilang atau beralih ke pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar H. Giarto.
Di akhir acara, ia berharap pengajian serupa bisa segera dilaksanakan secara berjenjang di tingkat cabang hingga ranting, dengan tetap berlandaskan pada prinsip dan keilmuan kemuhammadiyahan yang otentik.
“Kita ingin agar setiap kegiatan dakwah tetap berada pada rel ideologis Muhammadiyah, agar organisasi kita terus solid dan berkembang,” pungkasnya.
(Laporan: Budi Prayitno)