Viral di TikTok, Warga Pesawaran ‘Kubur’ Jalan Poros: Simbol Mati Rasa terhadap Janji Pemerintah

PESAWARAN, Potensinasional.id – Frustrasi adalah kata yang terlalu lembut untuk menggambarkan kemarahan warga Desa Kuta Dalom dan Padang Rincang, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran. Setelah bertahun-tahun menunggu janji perbaikan jalan poros utama yang tak kunjung terealisasi, warga akhirnya memilih melakukan aksi ekstrem: mengubur jalan rusak dengan tanah sebagai bentuk protes.

Aksi yang berlangsung Jumat (24/10/2025) itu sontak viral di media sosial, terutama TikTok. Dalam video yang beredar, puluhan warga tampak membawa cangkul, ember, dan pacul, bergotong royong menimbun jalan berlubang yang lebih menyerupai kubangan lele ketimbang akses utama menuju Kantor Camat Way Lima dan SMA Negeri 1 Way Lima.

“Bupatimu mana?! Suruh bupatimu bangun, ya!” teriak seorang warga dengan nada marah, disambut sorakan warga lainnya.

Ungkapan sarkastik lain juga terdengar dari warga yang geram melihat kondisi jalan mereka yang tak tersentuh pembangunan.

“Jalannya jelek, Buk! Makanya ditimbun aja, sudah bisa buat pelihara ikan lele!” katanya dengan nada getir.

Aksi “penguburan jalan” ini menjadi simbol keputusasaan sekaligus sindiran keras kepada pemerintah daerah. Warga menyebut, selama bertahun-tahun mereka sudah melapor dan meminta perbaikan, namun yang datang hanya janji dan harapan kosong.

Respons Pemerintah: ‘Semoga Tahun Depan’

Camat Way Lima, Al Ihsan Iskapi, SE., MM., saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, membenarkan adanya laporan warga dan mengaku telah menyampaikan kondisi tersebut kepada Bupati Pesawaran, Nanda Indira, serta anggota DPRD.

“Iya, memang sudah saya sampaikan… insya Allah jadi atensi, semoga bisa diprioritaskan tahun depan,” ujarnya singkat.

Namun, bagi warga yang setiap hari mempertaruhkan keselamatan di jalan rusak itu, kalimat “semoga tahun depan” terdengar seperti rekaman janji lama yang diputar ulang.

Tamparan untuk Pemerintah

Aksi ini bukan sekadar bentuk keputusasaan, melainkan tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten Pesawaran. Jalan yang mereka “kubur” bukan hanya jalan fisik, tapi juga simbol dari terkuburnya kepercayaan rakyat terhadap janji pembangunan.

Warga berharap, aksi ini mampu membuka mata dan telinga pemerintah agar segera turun tangan memperbaiki infrastruktur vital yang menghubungkan berbagai pusat aktivitas masyarakat.

Kini publik menunggu, apakah Bupati Pesawaran dan jajarannya akan menanggapi aksi ini dengan tindakan nyata, atau kembali membiarkannya menjadi kuburan janji yang tak pernah ditepati. (Edye)