Fajar di Pelabuhan: Perjalanan Sang Pegiat Linguistik Forensik

 

Bandarlampung, Potensinasional — Penulis Oleh: Susanto adalah Dosen Universitas Bandar Lampung, Ketua KLFI (Komunitas Linguistik Forensik Indonesia), Konselor P4GN DPD GRANAT Provinsi Lampung, dan Koordinator Dewan Pakar Bidang IPTEK Riset dan Inovasi ICMI Orwil Lampung

Ketika jarum jam menunjukkan pukul 3 pagi, sebuah kapal laut dengan anggun bersandar di pelabuhan, membawa serta kisah perjalanan singkat dari Lampung ke Jawa. Di atas kapal tersebut, seorang pegiat linguistik forensik tengah merenungi makna dari setiap kata dan suara yang pernah diteliti. Dalam heningnya malam, yang hanya dipecahkan oleh suara ombak yang lembut menghantam lambung kapal, ia menemukan analogi sempurna antara pekerjaannya dan perjalanan ini.

Kapal laut yang berlayar di tengah gelap malam, seolah melambangkan perjalanan mencari kebenaran dalam lautan data dan bukti yang samar. Setiap deru mesin dan tiupan angin, mirip dengan jejak suara yang perlu dianalisis dengan teliti. Pegiat ini memahami bahwa setiap suara memiliki cerita, setiap kata memiliki konteks, dan setiap perjalanan memiliki tujuan.

Ketika kapal akhirnya bersandar di pelabuhan, ada rasa puas yang mendalam, mirip dengan perasaan setelah menyelesaikan analisis forensik yang kompleks dan menemukan titik terang dari sebuah misteri. Pukul 3 pagi bukan hanya sekadar waktu, tetapi juga simbol dari momen-momen penting dalam hidup yang menghubungkan antara mimpi dan kenyataan, antara usaha dan hasil.

Fajar yang mulai menyingsing di cakrawala pelabuhan memberi harapan baru, menandakan bahwa setiap akhir perjalanan adalah awal dari perjalanan berikutnya. Bagi sang pegiat linguistik forensik, momen ini adalah pengingat bahwa pekerjaannya—meski rumit dan penuh tantangan—membawa terang ke dalam kegelapan, sama seperti fajar yang perlahan menggantikan malam.

Dengan inspirasi dari perjalanan ini, ia kembali terjun ke dalam tugasnya, dengan semangat baru dan pandangan yang lebih mendalam. Pelabuhan ini menjadi saksi dari semangat yang terus berkobar, sebuah pengingat abadi bahwa setiap kata yang ditemukan, setiap suara yang dianalisis, adalah bagian dari perjalanan panjang mencari kebenaran.(Oleh: Susanto)